Jumat, 16 April 2021

Menjadi Manusia Toksik

Beberapa manusia dilahirkan menyerupai tanaman mawar. Begitu indah dipandang tapi akan sangat menyakitkan dan tidak nyaman ketika didekati dan dipegang. 

Beberapa manusia tercipta dan terbentuk dengan ditempa berulang kali layaknya permata. Meskipun, tidak semua menjadi permata. Banyak yang berakhir menyedihkan menjadi abu. 

Beberapa manusia berlari seakan dikejar anjing galak di belakangnya. Meskipun sebenarnya tidak apa-apa. Mereka menciptakan realita mereka sendiri tanpa benar-benar membuka mata. Hingga napasnya terengah-engah dan mati sesak. 

Seumur hidup aku hidup atas pengakuan oranglain. Harga diriku terletak pada pendapat orang terhadapku. Aku begitu sibuk mendengarkan apa yang dikatakan orang terhadapku. Malangnya, aku tidak mau mengakui itu dan menunjukkan sikap defensif. Aku tidak baik-baik saja ketika membiarkan diriku menjadi orang yang demikian. 

Ketika semua orang terasa pergi meninggalkanku. Aku hanya punya diriku sendiri untuk melihat ke belakang. Merunut kejadian demi kejadian yang terjadi. Dan yang terjadi adalah perseteruan besar di dalam kepalaku. 

"Kamu pikir dengan meminta maaf cukup untuk memperbaiki semua yang sudah terjadi. Itu hanya kamu egois yang kemudian berpikir bahwa minta maaf cukup mengangkat semua kegelisahanmu sendiri. Tapi tidak akan pernah membuat semuanya kembali seperti awal." 

Awalnya kata-kata juga menyakitkan bagiku seperti kata-kata dia yang lain. Tapi, setelah ku pikirkan matang-matang. Untuk yang satu ini, dia ada benarnya. 

Aku terlalu naif berpikir bahwa dengan meminta maaf semuanya akan berbalik seperti dulu. Aku sendiri belum sembuh. Bagaimana bisa aku seperti menuntut oranglain untuk segera sembuh dan baik kepadaku. 

Aku harus sangat baik kepada diriku sendiri meskipun diluar sana begitu banyak hal yang mudah membuatku takut, sakit, marah dan kecewa. Aku harus sangat erat memeluk diriku sendiri saat oranglain begitu mudah membuang, melempar dan meninggalkanku. Dengan begitu duriku tidak terlalu tajam dan berubah menjadi sebatang bunga dandelion yang sederhana dan indah. 


Selasa, 06 April 2021

Meskipun Aku Tidak Mengerti, Bicaralah

Setiap hubungan dibutuhkan komunikasi aktif yang terjalin. Karena membangun hubungan sama seperti interaksi sosial lainnya yang tidak bisa dilakukan sendirian. Dan seperti hubungan sosial yang lainnya, apapun yang dilakukan bersama oranglain diluar diri kita itu tidak mudah. Butuh banyak percobaan dan ribuan kegagalan untuk bisa memahami isi kepala seseorang. 

Seperti aku yang gagal membacamu. 

Aku selalu berharap terlepas dari banyaknya orang-orang yang tersakiti akan hubunganku dan kamu, kita akan bisa melewatinya. Namun, aku terlalu naif untuk memaksamu berubah menjadi sosok yang aku mau. Aku terlalu percaya bahwa semua hal indah milik kita berdua akan selalu ada dan seterusnya bertahan. 

Andaikan saja kamu mau mengerti. Andaikan saja aku mampu mengerti. 

Tapi, meskipun kita tidak saling mengerti. Aku hanya ingin bicara. Padamu.

Meskipun nantinya aku tidak mengerti, bicaralah... 

Dan dengarkan saja apabila nanti yang bisa kulakukan hanya menangis. 

Clouds