Senin, 29 Agustus 2022

Menulis dan Aku

 Aku tahu sejauh ini tidak ada perkembangan yang berarti dengan caraku menulis. Aku masih merasa sangat amatir dan kerap kehilangan kosa kata. Namun, tentu saja ada yang berbeda dengan penulisanku dengan dahulu dan sekarang. Dahulu aku hampir meniru diksi dan tata cara penulisan idolaku. Selalu berubah seiring buku apa yang saat itu aku baca. 

Aku masih sulit mengarahkan tema apa yang sedang aku jelaskan. Aku merasa cara menulisku seperti terombang-ambing di laut. Aku tidak tahu kemana harus berlayar. Entah apa yang sedang aku lihat, laut atau langit, ikan atau burung, aku seperti manusia yang terdampar dan kebingungan. 

Aku ingin sekali menulis dengan baik. Aku sangat ingin. Di dalam diriku selalu ada keinginan untuk menerbitkan satu saja buku yang benar-benar ingin aku tunjukkan ke dunia. Sesuatu yang memiliki nilai. Buku yang mampu menunjukkan siapa aku. 

Pengalaman menulis seperti perjalanan yang sangat panjang. Aku tidak tahu akan sampai dimana nantinya. Aku masih merasa di titik yang sama di tempat aku bermula. Aku masih terus berjalan dengan langkah kecil. Kenyataan hidup dan ucapan orang-orang di sekitarku semula sangat membuatku ciut. Beberapa bulan lagi mungkin aku akan mengalami perubahan besar dalam hidupku. Aku tidak tahu apakah hidupku menjadi lebih baik, namun pada akhirnya aku memilih jalan itu juga. Aku hanya berharap aku bisa melewati apapun dan tetap menulis kapanpun aku sempat. 

Menulis bagaikan nyawa dan caraku bernapas. Jika aku kehilangan waktu dan minat untuk menulis seperti terakhir kali, aku tidak tahu lagi bagaimana harus menghadapi dunia yang kejam ini. Aku hanya berharap peran baruku tidak merenggut mimpi, namun justru memberikan banyak peluang dan kesempatan untuk mimpi-mimpiku. 

Clouds